Selasa, 18 November 2014

believe it?
As we’re lying on the couch?"
The moment I can see it.
Yes, yes, I can see it now.

Do you remember, we were sitting there by the water?
You put your arm around me for the first time.
You made a rebel of a careless man’s careful daughter.
You are the best thing that’s ever been mine.

Flash forward and we’re taking on the world together,
And there’s a drawer of my things at your place.
You learn my secrets and you figure out why I’m guarded,
You say we’ll never make my parents’ mistakes.
But we got bills to pay,
We got nothing figured out,
When it was hard to take,
Yes, yes, this is what I thought about

Kamis, 21 Agustus 2014

Insensitive People

My boyfriend and I call an annoying person that doesn't know how rude he/she put words in their mouth for other people (apa sih ini English ngaco) Insensitive.

Dari jaman eSDe, sampai ke dunia kerjapun, half of people that I know are Insensitive person. Bahkan kadang saya sendiri pun bisa jadi orang yang Insensitive alias budeg dan buta terhadap feedback emosi orang lain saat mulut ini berbicara.

Pengalaman terakhir yang annoying dan masih membekas di hati itu pas setelah selesai sidang skripsi. Katakan saja skripsi yang saya lewati saat itu penuh air mata (siapa sih yang nggak?) Putus, mesti bolak-balik BJM BJB, teman pun sibuk masing-masing urusan, but thankfully ada yang menyemangati saya diam-diam dengan menempelkan post it kuning cerah di mio kesayangan, yang sekarang udah di jual. Jadi pengen cubit pipi pacar dan calon suami sekarang krn dia udah ngebikin hal gitu.

Oke, skip. Jadi sehabis sidang skripsi, saya dapat nilai B+. Wajar. Mengingat materi skripsi saya agak terpaksa dan sempat didorong Dosen Pembimbing untuk belajar lebih keras. Saya pikir juga cuma akan dapat paling tinggi B.

Well, datanglah si Insensitive person ini ke ruangan dimana teman-teman yang lain menyelamati satu per satu dan bertanya

"Dapat apa?,"
"B+,"
"Oh, gitu aja senang,"

What the....fu*k!?

Oke, saya tau dia dapat A. Tapi insensitive person ini memang terkenal sangat tidak pandai membaca situasi dan perasaan orang. Damn, kadang pengen ngebom aja insensitive person ini. Eh, gak boleh ya.

Ngemeng-ngemeng si pacar yang sekarang juga bawakan kue buat skripsi saya. Kurang apalagi.
Duh, jadi pengen cubit.

Selasa, 22 Juli 2014

A new beginning...

Hari ini aku mulai membaca lagi beberapa postingan terdahulu.
Ironis.
Tapi tidak ingin dihapus...

So, where should I start this new story?

Let's begin with my career now.
Jadi tahun ini, aku berlokasi di Palangka Raya, kota yang biasa disinggahi semalam saat mudik lebaran bersama keluarga. Kenapa?

Karena aku diterima jadi PNS di sini :)
I pass this test. Tanpa uang, tanpa koneksi apapun. Murni, lucky. :) Mungkin ini semua karena doa-doa orang-orang baik yang masih sayang sama aku :)

Mulai april pula, aku akhirnya bisa ngerasain yang namanya tinggal sendiri. Berat kadang, cuma kesepian masih bisa dibunuh dengan mengaji. :)

But, that wasn't the best part after all.

Sempat tertipu dengan pemuda alim yang ternyata,,oh my...

I'm finally realize... god, always give me what I need... not that I want...

Then I had a deep thought... there's a man...that brave enough to propose me, when we're still studying in college. But less than a year, we broke up, I broke...him.
Just because... I can't control my weakness... and I'm not brave enough to tell what I want... I'm just run away.

That's why Reno... I always said... with you, It's like a dream... because in reality, I adore him... more than I like you...

He always there... no matter what,, sometimes I mad at him... but, He's,,,,He's never give up...
His friends maybe told him to forget me... but, I don't think he did it clearly.
When my heart tried to be honest,,,he suggested that I should forget about my feeling...never let it grew..
Sometimes I said and want to threw his ring away.. but I can't... to be honest, my heart won't let it go..
I can give your ring back, Reno... but not his..

So, when I decided to give all my heart for him...
That's kind of funny... less then a year.. and I don't know about him very well...
We have few... or maybe more... kesukaan yang sama..
Aku baru tau kalau ternyata dia suka Bigbang.. Drama Jepang...

Bodohnya aku...
Melepaskan seseorang yang mungkin lebih sedikit membuat menangis...
atau malah...melupakan diri sendiri...

And I knew...this is too fast... but I always do something stubborn and rush..
I met his family... something that I didn't do when we are in relationship.. back then
He met my mother and brother...

Tapi yang terpenting adalah... aku nggak pengen menyesal.. karena sudah putus dulu
Well, word like " Seandainya aku ketemu kamu duluan,,, atau seandainya...seandainya..."

THAT WAS A BULLSHIT!

Takdir itu pilihan. Kita bisa memilih apapun tanpa harus menyesalinya. Karena jika sudah takdir,,kemanapun.. sesalah apapun kita merasa... akhirnya akan kembali ke jalur yang benar :)

Btw, Reno....deep in my heart, aku sangat bersyukur kalau kamu orang yang sangat tidak bertanggungbjawab. Dan memaksaku untuk memikiran orang yang yang kucintai sekarang...

:)

Sabtu, 31 Agustus 2013

Autumn

Pertama kali aku melihatnya,dia berdiri di bawah guguran daun ginko yang menguning.

Rambut hitam. 
Kulit yang putih.  
Matanya terpejam. Bibirnya menyunggingkan senyuman.
Menikmati alunan nada dari biola yang dimainkan dengan lincah oleh tangannya

Aku, yang dari tadi terduduk kesal dan hampir menangis karena merenungi nasibku, mulai teralihkan.
Mataku mulai mengamatinya.
Rupanya dia sudah lama ada di sana. 
Itu kulihat dari uang yang tergeletak di dalam kotak biola yang ada di depannya. Lumayan banyak, aku mengira2.

Lama, aku mendengarkan alunan nada yang dimainkannya.
Begitu... mengena di hatiku. 
Membuatku ingin berteriak sekaligus menenangkan jiwaku. 
Kupejamkan mataku dan merasakannya.

Tak berapa lama. Alunan itu terhenti. 
Aku membuka mataku saat tersadar...
Dan dia.... sudah tak ada lagi di bawah pohon itu...

***

Apa yang kamu rasakan...
Saat melihat seseorang yang begitu menarik
Padahal kamu belum pernah mengenal dia sebelumnya?

Ralf merasakan sesuatu yang aneh pada Kayra, gadis pemain biola yang dilihatnya di taman.
Perasaan seperti sudah lama mengenalnya. Padahal Ralf yakin. Dia belum pernah bertemu dengan Kayra di manapun.

Setelah putus asa karena tak bisa memasuki dunia impiannya.
Ditambah harus melihat orang yang disayanginya menikah dengan orang lain.
Hati Ralf begitu terluka. Dan dia memutuskan untuk pergi menjauh dari kota asalnya ke Tokyo.
Kota di mana dia akan tinggal bersama ibunya. Yang begitu lama tak pernah bertemu semenjak perceraian orang tuanya 10 tahun yang lalu.

Dan sore di musim gugur kali ini.
Tanpa sengaja dia bertemu Kayra.
Alunan nada dari biola Kayra, mampu meredakan amarah di hati Ralf.
Membuatnya betah setiap sore duduk di bangku taman, hanya untuk mendengarkan Kayra memainkan biolanya.




Jumat, 23 Agustus 2013

Letter to F - Crush

Akhir-akhir ini aku bermimpi tentangmu, Froggy...

*backsong : David Archuleta - Crush

Semua mimpinya selalu berbackground sama, SKATEL kita tercinta, tempat dimana kita bertemu.
Tempat dimana pada saat-saat terakhir aku baru menyadari, bahwa yang kusukai itu ternyata kamu. 
Bukan si Devo*, Andro* ataupun Reya*, seperti yang mereka semua gosipkan tentangku.

Aku masih ingat sosokmu kala itu.
Cowok berkulit putih pucat seperti salju, meskipun aku belum pernah melihat salju.
Kadang kulitmu kemerahan karena main basket atau bola, ataupun sedang tertawa dengan teman-temanmu. Tapi nggak pernah jadi hitam seperti kulitku.
Dan semburat merah itu serasi dengan jaket merah yang hampir selaluu kamu pakai.
Vanilla Strawberry.
Itu nama alias yang kuberikan untukmu, sesuai dengan rasa choki-choki yang ku suka.

*Are we just friends? Is there more? Is there more?

Aku sadar.
Saat aku datang ke kelas Andro yang beda jurusan denganku, yang aku ingin liat ada di sana itu kamu. Bahkan dengan sengaja aku ingin membuatmu terus mengejekku yang jadian dengannya. 
Karena aku menyukai tawamu yang begitu renyah dan matamu yang seperti kodok itu ikut tertawa. 
Aku menyukainya.

Aku sadar.
Saat aku datang mencari Reya di rumah kosnya, yang aku ingin liat itu kamu yang tinggal satu kos dengannya. Dan lagi-lagi saat itu kamu mengejekku sekaligus memberi nasehat padaku, bahwa Reya mungkin bukan orang yang pantas buatku, karena dia ingin memanfaatkanku. Lagipula, Reya juga sedang dekat dengan Dhian*, yang sanggup memberikan apapun yang dia mau. 
Tapi, apa kamu tau kalau aku yang memanfaatkannya, untuk lebih dekat denganmu.

Aku sadar.
Saat itu aku sedang berpacaran dengan Devo dan sering ikut menemaninya latihan bola. Dan kamu juga ada di sana, sering menggodaku bahwa aku pacar yang setia menonton Devo. Padahal, saat latihan berlangsung, hanya kamu yang tertangkap di mataku. Aku melihat bagaimana cerianya kamu saat di lapangan, dan kadang tersenyum bibir ini dibuatnya.

*Do you ever feel when you're alone, all that we can be where this thing could go.
* Am I crazy or falling in love? Is it really just another crush?

Froggy...
Bahkan saat Muse* datang di awal masa kuliahku...
Kita jadi lebih dekat, meskipun jarak kita jauh...
Hanya handphone Fleksiku dan gtalk kala itu yang mendekatkan kita

Lalu, handphone itu jatuh dan hilang gak berbekas, karena aku, si kucing ceroboh yang naroh handphone nggak bener pas lagi jalan ma sepupu.
Saat itu pula, komunikasi kita terputus.

Padahal aku merindukan saat-saat kita saling mengejek.
Kamu si kodok buduk, dan aku si kucing gemuk.
Kamu selalu bercanda kalau aku sekurus Indah Kalalo, kamu bakalan naksir aku :D
Kamu juga pernah sekali ke rumahku tanpa alasan, dan malam itu aku nggak bisa tidur saking senengnya.

*Why do I keep running from the truth.
*All I ever think about is you

Froggy...
Di reuni kita yang pertama, aku gelisah saat aku tidak melihat kamu hadir.
Saat itu reuni diadakan di aula, aula penuh kenangan, yang bisa mempertemukan kita yang beda jurusan.
Aku masih ingat saat praktek kewirausahaan, saat praktek senam yang jadi dance, perpisahan, praktek bahasa inggris dan saat pengumuman kelulusan.
Aku masih ingat betapa tampannya kamu dengan jas itu, anak pa pur, itukan yang selalu mereka ejek soalmu? Mirip sih :D

Froggy...
Di saat itu aku merasa, kenapa aku menyadari perasaan ini di penghujung masa sma. 
Kenapa nggak dari kelas satu atau dua aku mengenalmu.
Kenapa baru sekarang, saat waktu untuk bertemu setiap hari pun susah.
Saat mencuri pandangan itu sulit.
Kenapa dulu aku nggak ngambil daerah magang yang sama denganmu.
Kenapa....
Kenapa aku tidak menyatakan perasaanku padamu?

*You got me hypnotize, so mesmerize
*And I just got to know...

Kenapa saat kelulusan aku nggak berani minta foto sama kamu.
Kenapa saat kita ke balikpapan aku nggak berani mendekati kamu.
Kenapa...
Kenapa aku baru menyesali itu semua sekarang....

*Do you catch your breath when I look at you
*Are you holding back like the way I Do

Lia*, satu-satunya teman yang tahu perasaanku padamu
Memberiku nomor hapemu, saat itu aku sedang berpacaran dengan Reno*.
Dan setiap kali kamu mengtalk aku yang selalu offline... aku bingung harus membalas apa....
Begitu merindukan kamu, aku sampai nggak tau harus bilang apa..

Aku terus mengamati nomormu yang tersimpan di hapeku yang baru, sayang bukan fleksi.
Sampai sekarang pun aku... masih belum berani memulai lagi...

From
The Cat

*nama disamarkan

After College Pt.2

Playlist acak di hape wa muterin Lagu 'Everything Has Changed nya Taylor Swift ft Ed Sheeran' waktu wa ngetik ini.
Galau, eh nggak ding, lebih tepatnya topik kali ini cerita tentang perubahan.

Wa masih ingat waktu wa masih dalam masa penulisan skripsi.
Dimana wa ketemu teman-teman lama yang ternyata mulai mengisi hidup wa saat itu.
Sesama pejuang skripsi, sesama anak bimbingan Pa Sayudi yang terkenal galak.
Tapi banyak yang tidak merasakan, bahwa beliau bisa melunak dengan mahasiswa bimbingannya yang mati-matian berusaha memenuhi ekspektasi beliau.
Bahkan wa, yang beliau bilang nggak fokus dengan judul wa, sempat di smsin pas Hari Raya Idul Fitri yang isinya... ngingetin wa buat nyelesain skripsi sehabis seminar!
Emejing.
Sekaligus mengharukan.

Yeah. Waktu dulu pertama kali dengan Pa Sayudi, wa ngerasa beliau ini kok galak banget ya.
Alhasil mata kuliah yang diambil gak fokus, dan wa mesti ngerekos lagi.
Tapi, hey, everything can change, bahkan saat menerima sms itu, wa nggak bisa balas apa-apa.
Pas wa konsul sesudah lebaran itu, beliau malah becandain wa pas ada dosen lain. 'Mahasiswi saya ini kurang apa, skripsi aja diingetin sama dosennya'
Bukan, harap jangan berpikir negatif kalau Pa sayudi ada rasa, karena temen wa yang cowo juga di smsin kayagitu.
Wa berani bilang terang-terangan nama beliau karena wa menghormati beliau.
Dibalik sikap beliau yang katanya galak itu, ada benarnya, jika tidak begitu bisakah kami jadi manusia yang berguna bagi masyarakat?
Dan beliau nggak pernah tuh menasehati kalau kita memang nggak salah, haha,
He's the best Dosen yang pernah wa temui.
Meskipun wa mengecewakan beliau dengan nilai yang sedikit lagi sempurna :')

Dan rasanya waktu itu juga, wa masih dalam masa transisi bangun dari mimpi indah bersama Reno*.
Seseorang yang nggak seharusnya wa lepasin begitu aja.
Komitmen.
Saat itu kata itu terdengar sangat mengganggu.
Apalagi pemikiran suatu saat akan menikah dan mempunyai ibu mertua yang mungkin gak suka sama wa.
Ketakutan.

Yah, dengan alasan itu wa menghancurkan mimpi dan hati seseorang.
Meskipun yang wa katakan pada Reno, tidak selugas itu.
Biarlah dia mendengar apa yang ingin dia dengar.
Dengan versi lebih sederhana dan wajar.
Meskipun hati ini masih menaruh harap pada mimpi itu dulu :')

Wa juga masih ingat, pandangan kasian dan bingung teman-teman kuliah yang tau wa bekerja part-time di warung temen smk wa.
Tiap kali ada yang ditanyain sama wa mereka pasti nyamperin wa ke warung dan selalu bertanya juga alasan wa part time di warung.
Lucunya, beberapa temen smp juga secara nggak sengaja pernah stop di situ dan masih inget wa.
Mungkin mereka pikir, keadaan ekonomi wa kurang sampai wa harus part-time gitu.
Padahal wa cuman iseng, selain ngisi waktu pas lagi ga kuliah dan ga skripsi dan juga mencoba nyadarin diri dari patah hati, lumayan kan dapet duit, hehehe...

Kerja di warung juga nggak mudah loh.
Mesti ngehapalin harga barang (wa sampai bikin contekan di samping meja kasir), trus harus berani nolak supplier yang kurang menguntungkan, bersih-bersih, kadang pegel karena harus duduk terus di meja kasir, nahan nafsu nyemil liat makanan bejibun.
Itu pengalaman paling berharga buat wa.
Paling nggak itu bantu banget karena wa pengen punya kedai es krim kayak D'bomb, punya temennya om. Jadi konsepnya, peminjaman buku dan kedai eskrim dll yang harganya anak SD sekarang aja bisa beli.
Cozy dan nggak tertutup kayak cafe-cafe buat orang tua...
Wish it'll be came true.

Oh ya, pekerjaan wa sebagai konsultan lumayan...santai dan menegangkan.
Pas ada inspeksi mendadak,awalnya wa kebakaran jenggot.
Tapi seiring berjalan waktu, wa mulai bisa memanajemen diri sendiri dan kapan harus bilang tidak untuk
sesuatu yang memang bukan kerjaan wa.
Yah, semakin banyak pengalaman semakin cepat otak kita memutuskan langkah apa yang sebaiknya diambil.
Mekanisme pertahanan diri.
Dan di tempat kerja ini, wa nemuin seseorang yang bisa ngealihin perasaan wa dari Reno, Mino*

Baiklah, wa bertemu Mino pertama kali saat hari ketiga wa magang di kantor ini (waktu diterima bekerja wa magang dulu 2 minggu dengan alasan keformalan).
Entah karakteristik wajah dan suaranya yang mirip dengan seseorang yang wa kenal, setiap kali melihatnya, jantung ini berdebar lebih cepat (waktu nulis juga wa jingkrak-jingkrak ga jelas).
Yah, secara nggak sengaja atau ngeliat kelakuan wa yang jadi aneh kalo ada Mino, teman satu tim (wa bekerja dalam tim, dan beda tim dan daerah sama Mino) ngejodohin wa sama si Mino.
Wa sih kadang ngehe-ngehe gitu trus kabur.
Lah, si Mino ini anaknya cool sekalee, beda 3 tahun memang dari wa, senyum-karismatik-dengan-arti-gue-mau-aja-kalo-dia-mau *atau ini wa aja kali yah yang kegeeran*

Dia ternyata asalnya dari tempat papah wa dilahirin, jadi pas lebaran taun ini, wa diledekin habis-habisan pas jengukin mbah di sana.
Well, pernah sih ditanya punya pin BB nggak, dan kebetulan karena wa nggak tertarik dengan BB, gagal lah acara PDKT Mino.
Pokokknya bawaannya pengen kabur aja kalau ngeliat dia,padahal salah enggak, tapi yah....*gak sanggup ngelanjutin, hati ini berdebar teruss :P

After College Pt.1

Wa pikir wa gak akan pernah make jenis tulisan kayak gini lagi.
Tapi, yah karena wa ngerasa lebih santai nulisnya, kita lanjut aja, boleh? *mengerjapkan mata persis kaya orang kelilipan

Hampir satu taun wa kerja (lu pikir apa?) di Konsultan Pemberdayaan (demi alasan keetisan, lebih baik tidak disebut nama). Yah, lumayanlah buat yang baru 'didepak' lulus dari anak kuliahan, ga nyampe sebulan dari pemindahan toga dan ijazah belum kelar karena revisi masih di Abang-abang percetakan, udah kerja dengan gaji lumayan gede dan kerjaan yang sama kaya anak kuliahan.

Wa itung-itung waktu awal nerima kontrak kerja, paling gak 10 bulan wa kerja di sana, wa udah bisa beli Samsung Galaxy kelas menengah ke atas dan itu masih ada lebihnya buat pergi keliling Indonesia tercinta atau cabut ke negeri tetangga.

Ntah kenapa, kenyataan berbicara lain. *musik sendu

jadi orang gede menyenangkan, tapi susah dijalani
Untunglah wa gak harus makan mi instan meskipun udah tanggal tua. *kemakan iklan

Yah, untung-untung karena wa anak cewe, mungkin masih etis tinggal sama orang tua di usia yang-udah-bisa-ngebikin-anak-gini. Mungkin kalo wa anak cowo, pasti didepak keluar rumah (tapi di Indonesia mah paling seujung upil yang kayagitu).
Yah, paling nggak pas jam makan siang demi ngehemat duit, wa bisa pulang ke rumah yang kayaknya gak pernah kehabisan makanan.
Atau kalau udah bau apek, wa masih bisa mandi terus balik lagi. Secara, kerjaan di lapangan (nggak, bukan markirin pesawat ke hangar nya) bikin wa BEBAS pake BGT buat bisa kerja kapaaaan aja.

Awal-awal kerja, rada absurd juga. Secara pas di interview, wa jadi orang paling muda di sana *hohoho
Apalagi interviewnya sejenis kelompok diskusi. Boro-boro jenis kayagitu, jenis tertulis atau wawancara pribadi aja wa nggak pernah ngerasain.
Gugup sih, pasti.
Alhamdulillah udah ada nyari kabar di internet soal sejarah, visi, misi, dan contoh kegiatannya. Lumayan lah bisa sotoy.
Tapi tetep aja di bully, soal magang wa di BankNegara *disamarkan* yang singkat banget cuma 3 bulan 'dapet apa lo' (yang wa bela dengan gagah berani), sampai sejarah kenapa wa yang anak SMK kekhususan bisa nyasar kuliah di bidang lain (yang wa jawab dengan tawa ngehe, 'takdir pak').
Yeah, well. Wa ngerasa kayak badut pesta ultah anak 1 taon.

Next.
Pas tes tertulis, ngeliat soal yang diatas meja. A.B.C.D
Mejamin mata bentar, buka, baca soal.
Fresh Graduate tapi agak kurang kuat di hapalan ya gini.
Silang seadanya.
Pas balik halaman. Essay.
Melototin soal satu persatu. Nggak asing sih istilahnya, cuman yah itu, hapalan nggak kuat.
Akhirnya mengandalkan kesotoyan. Jawaban 1 soal nggak lebih dari 2 baris.
Iseng, lirik punya sebelah.
Bujubuseeet. Panjang benerrr.
Pasrah.
Ngumpul tuh jawaban.
Kalopun wa nggak diterima di sini, wa masih muda, masih bisa cari di lain. Gitu berulang-ulang wa sebutin dalam hati.

Selanjutnya tes ngetik (iya, ngetik. Di Ms. Excel) lumayan lancar.
Apalagi bikin rumus-rumus di Excel. This is my speciality, baby! *bangga
Dengan waktu 30 menit, wa selesain semua dengan 10 menit. Dan bikin pengawasnya memandang wa dengan takjub dan bilang ' sumpe lo?'

Dengan santai wa copy ke fd si pengawas, dan pengawasnya bertanya 'Yakin udah bener?'
Ngangguk-ngangguk. Tertawa ngehe. Melengos keluar.

Dan hasil dari kesotoyan dan tawa ngehe wa baru diumumin 3 bulan berikutnya saat pelatihan khusus.
Wa baru tau kalau wa satu-satunya yang dapet nilai sempurna dari orang-orang terdahulu.
Yah, lumayanlah bikin temen-temen satu jabatan mandang WOW.
Mungkin faktor umur muda dan baru aja ditendang lulus juga berpengaruh. :)

Well, segitu dulu.
Wa bakalan ceritai (curhat kale) soal kegiatan selanjutnya After College....  dan <3